
Seperti diketahui, PSSI dijatuhi sanksi oleh FIFA akibat perilaku diskriminatif para pendukung dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia vs Bahrain pada 25 Maret silam.
“Akibatnya, yang pertama, PSSI didenda hampir setengah miliar, yaitu sekitar hampir 400 juta lebih,” ujar anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, dalam rekaman suara yang diterima KOMPAS.com pada Minggu (11/5/2025).
Sanksi dari FIFA juga membuat PSSI tak akan bisa mengisi kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno secara maksimal dalam partai Timnas Indonesia vs China 5 Juni nanti.
“Kemudian yang kedua, PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan berikutnya dengan jumlah penonton terbatas, dengan menutup sekitar 15 persen dari kursi yang tersedia,” ucap Arya Sinulingga menambahkan.
FIFA menilai adanya pelanggaran berupa tindak diskriminatif yang memuat xenophobia (kebencian terhadap kultur berbeda atau negara lain) dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia vs Bahrain.
Kusnaeni menekankan bahwa sanksi ini merupakan peringatan serius yang tak boleh disepelekan.
“Sangat penting bagi PSSI memerhatikan sanksi denda dan pengurangan jumlah penonton yang dijatuhkan FIFA belum lama ini. Jangan dianggap remeh, apalagi diabaikan,” ujar Kusnaeni dilansir dari Antara.
Menurutnya, fanatisme pendukung sepak bola Indonesia sudah menyita atensi dunia.
“Fenomena fanatisme suporter Indonesia sudah menjadi perhatian dunia. Sebagian besar pencinta sepak bola di berbagai belahan dunia kini mengenal sepak bola Indonesia karena fanatisme suporternya,” ucap pria yang akrab disapa Bung Kus itu.
Namun ia mengingatkan bahwa fanatisme yang tidak dikendalikan justru bisa berdampak negatif.
Indikasi fanatisme yang berlebihan, katanya, bisa terlihat dari aktivitas para suporter di media sosial.
Di dunia maya, tak jarang terjadi aksi saling serang atau reaksi berlebihan terhadap isu-isu seputar timnas maupun klub.
Kusnaeni pun menekankan pentingnya edukasi kepada suporter yang dilakukan secara berkesinambungan.
“Kuatkan dan terus-menerus lakukan edukasi dengan bantuan para pemain maupun figur-figur publik yang punya pengaruh positif,” ujarnya.
Leave a Reply