
Mereka berlaga di turnamen sepak bola putri, HYDROPLUS Piala Pertiwi 2025, Jumat (11/7/2025) sore.
Pada laga babak 8 besar hadir menyaksikan langsung, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan.
Ia mengaku terkesan dan antusias melihat semangat anak-anak perempuan dalam mengejar prestasi di dunia sepak bola.
“Dari 16 daerah, talent scouting nanti akan dipilih untuk bertanding turnamen di ASEAN. Jadi ya, pasti senang ya, dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Karena ini memberikan sebuah kesempatan ya kepada anak-anak,” tuturnya keapda jurnalis termasuk Kompas.com.

Ia menyadari, sepak bola selama ini identik dengan laki-laki. Namun, lewat turnamen seperti Piala Pertiwi, jalan mulai terbuka untuk anak perempuan agar mendapat ruang dan dukungan yang setara.
Karena pengalaman bertanding bukan hanya soal skor, tapi juga membentuk karakter anak-anak.
“Ya biasa kalau yang namanya bola itu kan anak laki gitu ya, kita lihat juga SSB belum ada, mungkin udah mulai nih anak-anak perempuan karena ada turnamen-turnamen seperti ini,” kata Veronica Tan.
“Ada wadah fasilitas yang sama diberikan kepada anak laki dan anak perempuan. Kesempatan kepada perempuan dengan turnamen All Star Piala Pertiwi ini memberikan kesempatan kepada setiap daerah untuk bisa bertemu dan mewakili Indonesia untuk bertanding di ASEAN,” imbuhnya.
Ia menggarisbawahi pentingnya kesinambungan turnamen agar anak-anak perempuan mempunyai jalan karier dari usia dini hingga profesional.

“Supaya ini ada jenjang profesi buat mereka, karena ada kesempatan turnamen-turnamen terus. Ada kesempatan untuk bisa bertanding mewakili Indonesia kan,” kata perempuan berusia 47 tahun itu.
Ia juga melihat pentingnya peran orang tua. Untuk itu ia berharap mereka mendukung anak-anak perempuan yang ingin menekuni olahraga, tanpa melihat gender.
“Ayo kalau anak perempuannya main bola ya gak apa-apa. Yang penting anak-anak itu bertanding dengan sehat, ada di community yang positif,” sambungnya.
Ia menegaskan peran pemerintah dalam membekali keluarga dengan edukasi. Sebab, dengan cara tersebut, anak-anak perempuan Indonesia bisa meniti jalan yang mereka pilih dengan dukungan penuh dari semua pihak.
“Itu sudah tugas dari Kementerian PPPA. Supaya memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak. Mau anak perempuan, mau anak laki,” ujar Veronica Tan.
“Sebenarnya kata kuncinya kolaborasi lagi. Bagaimana itu ada prestasi, pemerintah memfasilitasi. Terus anak, orangtuanya didukung, dikasih edukasi,” pungkasnya.
Leave a Reply