
timnas U17 Indonesia dalam pemusatan latihan hingga mengarungi Piala Asia U17 2025 bukan perkara ringan, terlebih jika Anda merupakan satu-satunya perempuan dalam tim.
Tetapi bagi psikolog tim, Psikolog Olahraga Laksmiari Saraswati, M.Si., M.Psi., tugas negera ini menjadi sebuah komitmen yang dijalani tanpa keraguan.
Sepintas mungkin banyak yang mengira sosoknya akan terlihat ‘tomboy’ karena berada di lingkungan yang maskulin.
Tapi nyatanya, ia tetap membiarkan rambutnya panjang dan menghiasi tasnya dengan gantungan warna-warni yang girly.
Di tengah dominasi warna hitam khas seragam tim, ia tetap membawa jati diri sebagai perempuan.
Menjadi satu-satunya perempuan di lingkungan tim, tentu memberikan pengalaman tersendiri.
Namun seiring berjalannya waktu, ia tidak lagi melihat pekerjaan ini sebatas bidang olahraga atau jenis kelamin. Baginya, panggilan dari timnas apapun cabang olahraganya adalah amanah yang harus dijalani sepenuh hati.
Kehadiran dirinya di tengah para pemain remaja berusia di bawah 18 tahu ini justru memberi makna baru dalam hidupnya.
Dari ketiga anaknya, buah hati yang pertama juga berusia sebaya dengan Evandra Florasta dkk. Hal ini menjadi sumber semangat sekaligus pengingat tentang pentingnya peran ibu baik di rumah maupun dalam tim.
Keputusan untuk mengikuti pemusatan latihan panjang tidak lepas dari pertimbangan hati dan keyakinan bahwa ini bukan sekadar ambisi pribadi. Baginya, fase mengejar ambisi sudah berlalu.
Kini yang ia cari adalah kebermanfaatan dan kedekatan emosional, baik di rumah maupun di lapangan.
“Jadi aku merasa jadi punya hubungan lebih baik pada saat pulang ke rumah. Jadi lebih mengerti antara dua hal ini adalah tugasku sebagai perempuan bersinergi bersama,” ujar perempuan yang biasa disapa Asti kepada Kompas.com.
Sehingga rasa haru, tanggung jawab dan kebanggaan saling bertaut. Ia tidak menampik ada air mata karena rindu, tapi juga percaya bahwa setiap detik yang dijalani adalah bagian dari misi yang tidak sia-sia.
Mantan psikolog era timnas U16 Indonesia kepemimpinan pelatih Fakhri Husaini ini, juga merasa sangat dihargai dalam tim.
Ia tidak pernah diperlakukan berbeda hanya karena dirinya perempuan. Justru, kehadirannya dianggap penting dan dihormati.
Leave a Reply